Bagaimana Ingatan dan Lupa Bekerja pada diri Anda.



INGATAN DAN LUPA

·         Ingatan ( Murojaah) :
 Yaitu proses mengingat kembali  apa yang telah dipelajari seseorang, serta menjaganya.[1]
·         Lupa                           :
  Yaitu ketidakmampuan seseorang dalam mengingat kembali apa yang sudah dipelajari, baik sebagiannya ataupun secara keseluruhan.
·         Sebab-sebab orang menjadi pelupa :
Ada beberapa sebab seseorang menjadi pelupa [2]:
1.      Maksiat kepada Allah
Diantara penyebab seseorang muda lupa adalah maksiat , banyaknya dosa,  rasa sedih dan gelisah terhadap kehidupan dunia, serta banyaknya kesibukan yang ada.[3]

2.      Tumpang tindih pengetahuan lama
Masuknya suatu ilmu secara terus menerus akan menyebabkan tumpang tindihnya ingatan sesorang, dan membuat dia lupa akan apa yang telah dipelajarinya dulu. Oleh karena itu hendaknya dia berhati-hati ketika memulai pelajaran yang berbeda ; hendaknya dia mengambil suatu bidang ilmu atau mempelajari suatu kitab hingga tuntas. Dan jangan pindah-pindah (membaca/mempelajari ) buku tanpa batasan yang jelas, karena hal tersebut hanya membuat lelah dan ingatan menjadi semakin payah.[4]
            Pengetahuan yang baru datang secara tiba-tiba, akan merusak ingatan sesorang tentang pengetahuan sebelumnya. Sebagaimana seorang pelajar yang baru  belajar dalam waktu satu jam, kemudian dipaksa dengan pelajaran yang lain, tanpa ada jeda dan istirahat. Hal yang seperti itu hanya akan merusak ingatan pelajaran yang pertama, dan membuatnya telupakan.
            Oleh karena itu, seseorang harus mengulang apa yang baru saja dipelajarinya secara cepat, dan memantapkan pemahamannya, sebelum berlanjut kepelajaran yang berikutnya.

3.      Deaktivasi Pengetahuan Lama
Ini merupakan kebalikannya, yaitu pengetahuan dan wawasan yang lama akan mempengaruhi pengetahuannya yang baru. Sebagaimana sesorang yang mempelajari suatu bahashha, kemudian belajar bahasa yang lain. Maka ketika dia mengulang salah satunya, bisa jadi beberapa kalimatnya tercampur dengan bahasa yang lainnya.

Maka, seorang murid yang membaca atau menghafal suatu teks dengan hafalan yang salah (dari susunan kalimat atau pengucapannya), ketika dia ingin membenarkanya dia akan kesulitan, dan akan tercampur; antara ingatan lama yang salah, dengan ingatan baru yang benar. Oleh karena itu, jangan sampai kita berguru kepada orang yang tidak mahir dalam bacaan Al-quran, begitu juga engan bahasa arab.

4.      Lama ditinggalkan dan tidak terpakai.
Meninggalkan pengetahuan dan suatu keahlian yang sudah dipelajari, akan membuat ingatannya menjadi lemah dan menyebabkan lupa. Oleh karena itu, kita harus rajin memurojaah, dan apabila suatu hafalan dan pengetahuan dipadukan dengan pengulangan yang konsisten, akan memudahkan kita dalam mengingatnya.

Para ahli ilmu telah mengingatkan : “Sudah seharusnya bagi seseorang untuk mengingat-ngingat faidah, kaedah dan pelajaran dari suatu majlis dari sorang syaikh, serta saling mengulang perkataan syaikh satu sama lain. Sesungguhnya didalam murojaah terdapat manfaat yang sangat besar[5] Dan dikatakan juga : “ murojaah adalah kehidupan ilmu.[6]

·         Amalan amalan yang membantu memperkuat ingatan :

a)      Bertaqwa kepada Allah, dan itu adalah jalan menuntut ilmu, sebagaimana firman Allah, “ Bertaqwalah kalian kepada Allah, dan Allah akan mengajarkan kalian[7]
b)      Banyak beristighfar, karena itu adalah salah satu penyebab datangnya kebaikan.
c)      Berdoa, dan meminta kepada Allah agar mengingatkan apa-apa yang telah terlupakan.
d)      Sering mengulang
Apabila seseorang telah menghafal sesuatu, maka janganlah dia mencukupkan dirinya dengan hafalannya, dan tidak mengulanginya, serta bergantung pada hafalannya. Hendaknya dia mengulanginya dengan hafalan yang baik, dan memurojaahnya terus menerus, sehingga akan memudahkan baginya dalam mengingat. Dan sungguh, seorang Ishaq Asy-Syirozy mengulangi pelajarannya sebanyak 100 kali.[8]
e)      Rentang waktu yang panjang
Semakin dekat jarak waktu antara belajar pertama kali dengan waktu murojaah semakin mudah murojaahnya. Begitu juga sebaliknya, semakin lama, semakin susah juga mengulanginya.
f)       Persiapan pikiran dan relaksasi jiwa.
Ibnul Jauzy pernah berkata : ketika seseorang melihat bahwa hatinya sibuk (dengan perkara dunia) ,maka ia akan meninggalkan murojaahnya.”[9]
g)      Kaitan antar ilmu pengetahuan.
Sesungguhnya kaitan ilmu yang kita miliki dengan kejadian tertentu ataupun apa yang kita  yang lain, akan membantu memperkuat ingatan kita. Oleh karena itu ada beberapa metode pengajaran yang mengaitkan ilmu pengetahuan dengan cerita, atau dengan tontonan.
Dengan ini kita mengetahui betapa pentingnya Tarbiyyah islamiyyah, dan disana juga terdapat sebab-sebab yang membuat kita lupa, sekaligus kita juga sudah mempelajari solusinya.



[1] Assamluthiy, Al-islam wa Qodhoyaa Ilmun Nafsil Hadits. Hal 152
[2] Lihat Assamluthiy, Al-islam wa Qodhoyaa Ilmun Nafsil Hadits. Hal 151, Abdul Majid Sayyid Ahmad Mansur, Mudzakaroh Ilmun Nafsil Tarbawiy , Hal 41-48.
[3] Burhanuddin Azzarnujiy, Ta’lim Al Mutaallim fii Thoriqit Talim.
[4] Badruddin Bin Jamaah, Ilm Nafs Attarbawiy . Hal 327
[5] Badruddin Jama’ah, Tadzkirotu sami’ wal Mutakallim . Hal 143
[6] Abu Hilal AlAskary, Al-Hatsu ala Tholabil Ilm , Hal 68
[7] QS Albaqoroh ; 282
[8] Ibnul jauzy, Al-Hastu Ala Hifdzil Ilm Hal 21
[9] Ibnul jauzy, Al-Hastu Ala Hifdzil Ilm Hal 22

Tidak ada komentar:

Posting Komentar