Berhati-hatilah wahai penuntut Ilmu!!



"dulu, tahun 1998, zaman lengsernya pak harto, ustadz ana pernah bilang

"nanti tahun 2000 keatas, yang laku nanti itu para ustadz"

‘Kenapa tadz?"

"karena pada zaman itu semua serba mudah, berbagai macam hiburan dimana-mana, dan masyarakat sudah mencoba semuanya. Mereka akan sadar, bahwa kesenangan dengan berbagai macam hiburan itu hanya sekilas. Mereka mencari yang lebih dari itu. Kebahagiaan, ketenangan, dan ketentraman jiwa yang hakiki.

Dan mereka sudah tahu, bahwa yang mereka cari itu adalah agama. Mereka mendatangi para ustadz, mendengarkan ceramah mereka."

Waktu itu kita hanya mengangguk, karena pada zaman itu ustadz belum tenar. Ustadz sejuta umat, itu yang beredar"cerita Ustadz Syafiq Riza Basalamah, dimasjid STDI Imam Syafii, Jember.

                 Memang benar, zaman ini Ustadz bisa kita temukan dimana-mana. Istilahnya sejuta da'i untuk umat. Dan benar saja, banyak masyarakat yang tergerak mempelajari agama. Mereka sadar akan tujuan hidup ini. Mulai berpikir untuk apa hiburan semua ini? Teknologi masa kini? Semua tiada artinya jika yang dicari-cari adalah kelapangan jiwa. Penghilang stres. Keteraturan hidup. Semua itu bisa kita dapatkan dari belajar agama.

                 Yang sangat disayangkan, banyak orang yang tidak memperhatikan kepada siapa dia mengambil ilmu.
Asal ada yang namanya 'ustadz', ikut. Ada yang ceramah, ditelan mentah-mentah."kita kan ga boleh pilih pilih", katanya. Padahal, ilmu agama adalah agama itu  sendiri
Muhammad bin Sirin rahimahullahu berkata:



إِنَّ هَذَا الْعِلْمَ دِيْنٌ فَانْظُرُوا عَمَّنْ تَأْخُذُونَ دِيْنَكُمْ



“Sesungguhnya ilmu ini adalah agama, maka perhatikanlah dari siapa kalian mengambil agama kalian.”

Kenapa kita lihat kesesatan diamana-mana?perpecahan umat?
Bagaimana bisa islam liberal menyebar luas?
Dan yang parah lagi, kenapa yang paling banyak tersesat adalah kaum muda?

Bagai gelas kosong, apapun diterima. Bisa menampung berbagai hal, baik dan buruk. Kita memang tidak boleh "mencap" buruk seorang ustadz hanya karena sedikit kesalahannya. Akan tetapi, kita juga harus pandai  mensaring,menseleksi. Pintar-pintar cari guru. Bukan apa-apa, tapi kita menjaga diri kita dari kesesatan. Siapa yang berani jamin kalau kita tidak akan sesat?

Ada seseorang yang dulunya sholat, setelah belajar agama (disuatu lembaga tanah air) dia tidak pernah sholat lagi. Ketika ditanya kenapa?

إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي 

“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (Thaaha: 14).


"sholat itu untuk mengingat Allah. Kalau kita tanpa sholat sudah selalu mengingat Allah, untuk apa lagi sholat?"

Memang masuk akal, dan bagi orang yang belum belajar akan termakan kata-kata tersebut.

Akan tetapi dia lupa akan dalil dalil ancaman bagi orang yang tidak solat. Dia lupa, bahwa rosulullah tidak pernah meninggalkan sholat hidupnya. Apakah dia lebih baik dari Rosulullah- shallahualaihi wasallam-?

Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam menuntut ilmu. Selalu berdoa kepada Allah, agar kita semua dijauhkan dari kesesatan. Kepintaran dan kecerdasan tidak menjamin apapun. Dakwahkan agama yang benar, dengan cara yang baik, jauhi saling mencela. Belajar dari ustadz- ustadz yang terjamin keilmuannya, sesuai dengan ajaran alquran dan as-sunnah , sesuai dengan pemahaman salaful ummah. Bukan yang terkenal. Semoga Allah memudahkan kita dalam menuntut ilmu, dan dijauhkan dari kemurkaan Allah.amiin

Ridho Alghifary

Tidak ada komentar:

Posting Komentar