THE TENTH MAN
-filosofi orang kesepuluh-
Berapakah bilangan tunggal
terbesar? ya, sembilan. Lalu kenapa harus ada orang kesepuluh?
"The tenth man" adalah
sebuah filosofi , dimana ada 9 orang bermusyawarah, kemudian ada orang yang
kesepuluh. Yang mana orang kesepuluh tidak ikut musyawarah, memberikan saran,
ataupun yang memiliki ide ide cemerlang. Lalu, untuk apa orang the tenth man ini?
Pekerjaannya hanyalah menonton, lalu
mengkritik diakhir, ketika sembilan orang yang lainnya sudah 'ketuk palu'.
Bukan hanya kritikan biasa, tapi kritikan yang menjatuhkan , bahkan bisa
menyakitkan hati.
Banyak orang bertanya , orang macam
apa dia? Tidak ikut membantu, hanya 'komen' saja bisanya. Seolah-olah tidak
menghargai apa yang telah dilakukan oleh sembilan orang lainnya.
Tapi the tentht man harus ada dalam
musyawarah!! Mungkin memang terlihat tidak etis, tapi begitulah adanya.
Dengan
adanya kritik, kita tidak akan merasa selalu benar.
Dengan adanya celaan, kita
akan terdorong untuk menjadi lebih baik.
Dengan adanya pandangan negatif, kita
akan bisa menambal lubang-lubang yang tidak bisa dilihat oleh diri kita
sendiri.
Lihat para atelit pemain bola kan? Mereka punya pelatih. Apakah
pelatih bisa bermain lebih baik dari sang atelit? Tidak.
Bahkan terkadang
pelatih tidak bisa bermain. Hanya memerintah dan memarahi. Para pemain nurut
saja, karena mereka sadar, betapa banyak kekurangan dipunggung mereka, yang
mana kita butuh orang lain untuk melihatnya.
Tapi tetap kita yang harus
membenarkannya. Jangan berharap pada orang lain.
Begitu juga dalam kehidupan nyata.
Jangan marah karena banyaknya orang yang mengkritik pekerjaan kita.
"komen
doang, kerja kagak".
Dia memang tidak bisa dibilang benar sepenuhnya, tapi
kita harus bersyukur dengan adanya orang-orang seperti ini.
Karena merekalah
kita bisa memperbaiki diri .
Karena kritik merekalah kita bisa menghilangkan
merasa selalu benar
Jangan selalu minta 'kritikan membangun', buatlah kita
terjatuh , dan dengan pengalaman jatuh inilah kita belajar.
The experience its
the best teacher. Bukan manusia namanya kalau jatuh dilubang yang sama. Buat
diri kita menjadi kuat. Jangan lemah, sekali di'judge' langsung menyerah.
Jadikan
hinaan adalah dorongan.
Kritikan adalah tamparan yang membangunkan kesadaran.
Semoga bermanfaat
terinspirasi dari perkataan ustadz Muhammad Yassir Lc,
Ridho Alghifary
Tidak ada komentar:
Posting Komentar