Oleh-oleh
dari Negri Palestine
Senin,
9 November 2015
Ta’lim
ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah di masjid STDI Imam Syafi’i Jember,
Ba’da maghrib.
Beliau
baru pulang dari Palestina, setelah melaksanakan ibadah umroh di tanah haram. Sebagai oleh-oleh, beliau bercerita tentang keadaan Palestina sekarang, menurut pandangan
beliau tentunya.
Beliau
mulai bercerita, bahwa beliau turun di Yordania, kemudian melesat menuju Palestina.
Sebuah negara jajahan Inggris, ditinggalkan oleh Inggris pada tahun 1336
Hijriyyah, bertepatan dengan 1948 Masehi. Akan tetapi, dengan kepergian Inggris
dari negeri suci tersebut, mereka sudah meninggalkan disana orang-orang Yahudi.
Pada
awalnya, ketika orang-orang Yahudi mulai bersatu dan membutuhkan sebuah Negara,
Inggris memberikan Uganda, karena Uganda juga merupakan jajahan inggris. Akan
tetapi, Yahudi menolak dan meminta negeri Palestina, karena mereka menganggap
bahwa Palestina adalah tempat kembali mereka yang sesungguhnya.
Pada langkah
awal penjajahan, mereka membeli tanah-tanah kaum muslimin. Kaum muslimin sangat
senang karena tanah mereka dibeli dengan harga mahal. Mereka tidak sadar bahwa orang-orang Yahudi sudah mulai menjajah. Hingga sekarang, Palestina dijajah oleh Israel dan
tidak memiliki otoritas sama sekali. Penghasilan rendah, biaya hidup mahal. Ta’lim
dilarang, kecuali untuk orang-orang tua. Dan sebagainya.
"Ketika
ana berkeliling Palestina, khususnya daerah-daerah yang sudah tunduk oleh Israel,
seperti Yeriko, Bethlehem dan Al-kholil, ana melihat pemandangan yang menyedihkan. Pemuda-pemuda yang berambut Mohawk, wanita-wanita tidak berhijab, dan toko-toko yang
menjual keperluan macam-macam agama. Dalam satu toko dijual Alquran, Injil dan Taurat. Memang disana terdapat beberapa tempat
pembantaian, tapi hanya sedikit. Dan juga, masalah konflik kecil yang muncul, khususnya di
perbatasan, bukan karena masalah agama, akan tetapi lebih banyak di masalah ekonomi
sosial. Anak-anak muda yang melempari tentara, kemudian terjadi penembakan." Selesai.
“Kalau
mereka menginginkan pertolongan, jangan berharap dari luar. Mereka harus membenarkan
diri mereka terlebih dahulu. Mereka jauh dari penampilan agamis, bagaimana mereka
mau menang melawan musuh Allah, sedangkan mereka sendiri bermaksiat? jauh dari
agama?. Sebagaimana perkataan Umar bin Khottob radhiyallahu anhu
انكم لا تنصرون على عدوكم بقوتكم ولا عدتكم ولكن تنصرون عليه بطاعتكم لربكم
ومعصيتهم له
"sesungguhnya kalian tidak dimenangkan dari musuh-musuh kalian karena kekuatan kalian dan jumlah kalian, akan tetapi kalian dimenangkan karena ketaatan kalian kepada Rabb kalian serta kemaksiatan mereka kepada Allah."
Beliau
bercerita, bahwa beliau sempat mengunjungi Masjidil Aqsho.
Disana, Masjidil Aqsho dijaga ketat oleh para tentara Israel. Bersenjata lengkap. Ketika beliau bertemu dengan
seorang imam disana, beliau bertanya
“apakah ada ta'lim yang diadakan disini?”
“tidak
ada, kecuali untuk ibu-ibu janda tua”
Bagaimana
tidak? Masjid dijaga ketat. Dilarang masuk kecuali pendatang dan orang tua. Pemuda Palestina dilarang masuk. Bagaimana mau islam berkembang?
Memang
keadaan disana menyedihkan. Yahudi menjauhkan mereka dari agama islam, sehingga umat islam disana lemah. Tidak berdaya. Tapi disana tidak ada pembantaian atau
kerusuhan yang sangat berarti, karena umat islam sendiri sudah tunduk dan
tidak bisa berbuat apa-apa. Kecuali di beberapa tempat, mungkin seperti Gaza.
Akan tetapi beliau tidak bisa kesana, karena untuk ke Gaza, harus melalui Negara
Israel dan menuju perbatasan Mesir.
Di akhir cerita, beliau menyebutkan Fatwa Syaikh Albani tentang warga Palestina
“seharusnya
warga Palestina hijrah. Apakah mereka meninggalkan tanah mereka? Sebuah tanah
suci?
IYA. Rosulullah dan para sahabat meninggalkan Mekkah menuju Madinah,
padahal Mekkah adalah tanah haram. Tanah kelahiran beliau. Terdapat Ka'bah Baitullah. Bukan meninggalkan
untuk pergi, tapi untuk kembali. Mengumpulkan kekuatan. Sehingga Islam tersebar hingga sekarang. Karena kalau tidak hijrah, islam tidak akan berkembang disana. Ditindas.
Bagaimana dengan warga Palestina? Bahkan
untuk membersihkan area masjid saja tidak bisa. Yang jadi masalah, mereka banyak yang hijrah bukan
karena agama. Bukan hijrah ke negeri islam, tapi ke Eropa, Amerika. Mencari
kehidupan yang layak dan nyaman. Bagaimana bisa mereka bisa menang?
Dan semua
ini hanya pendapat beliau, yang merupakan manusia penuh kesalahan dan lupa. Ini
hanyalah pendapat beliau setelah beliau mengunjungi Palestina.
Dan
kita tetap harus membantu mereka, dan mendoakan mereka agar bisa menang dari
orang-orang Yahudi yang tidak akan pernah rela dengan kaum muslimin.
Wallahu ta'ala alam
ditulis dari cerita Dr. Syafiq Riza Basalamah,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar