Ramadhan, Al-Qur'an dan #dirumahaja
Ketika kita membicarakan bulan Ramadhan, maka kita tidak bisa lepas dari
pembahasan “Bulan Al-Quran”.
Alasannya, bulan Romadhon adalah bulan di mana Al-Quran
diturunkan. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ
أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al
Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk
itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (Al-Baqarah 185)
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ibn Abbas juga disebutkan bahwa pada bulan Ramadhan juga Nabi Muhammad ﷺ diajari oleh Al-Quran oleh Jibril Alaihis salam.
(Lihat:
Al-Bukhori no.5 dan Muslim no.2308)
Begitu
juga para Salaf, ketika memasuki bulan Ramadhan; mereka sangat
bersungguh-sungguh dalam membaca Al-Quran serta tidak menyeibukkan diri dengan
hal-hal yang lain yang bahkan biasa mereka lakukan dibulan-bulan lainnya.
Imam
Az Zuhri apabila memasuki bulan Ramadhan, ia mengatakan: “bulan
ini adalah bulannya membaca Al-Quran dan memberi makan”
Abdurrazzaq
juga berkata:
“Dulu Sufyan Ats-tsauri apabila memasuki bulan Romadhon dia
meninggalkan berbagai macam ibadah (sunnah) dan fokus
kepada membaca Al-Quran” (Lihat:
Latahiful ma’arif hal.359-360)
Bahkan
diantara para ulama juga membaca Al-Quran dalam shalatnya sampai khatam
dalam satu-dua malam, saking semangatnya mereka membaca Al-Quran
khususnya dalam bulan Ramadan.
Oleh
karena itu, mumpung kita sedang #dirumahaja, maka ini adalah sebuah kesempatan
besar bagi kita semua; di mana pada Ramadhan-Ramadhan sebelumnya kita masih
sibuk dengan aktifitas-aktifitas rutin kita, seperti bekerja atau sekolah.
Dan
dengan adanya himbauan dari pemerintah untuk berdiam di rumah (karena corona)
atau bekerja di rumah, maka ini adalah kesempatan yang besar untuk kaum
muslimin menghabiskan waktunya dibulan Ramadhan dengan Al-Qur’an.
Dan
kalau kita renungkan, ada banyak hikmah yang bisa kita dapatkan selama bulan Ramadhan
kali ini, walaupun dalam keadaan pandemi seperti yang kita alami saat ini. Diantaranya:
- Kita memiliki waktu yang lebih banyak untuk membaca Al-quran.
Dimana
sebelumnya, kita terbiasa sibuk dengan aktifitas kita masing-masing dan tidak
sempat membaca Alquran dengan sebanyak-banyaknya dan dengan sebaik-baiknya.
Dan dengan keadaan kita sekarang, kita punya
banyak waktu luang, bahkan kita juga punya kesempatan untuk mengajarkan kepada
keluarga kita, dan bersama-sama mengkaji Al-Quran, kalau bisa sampai hatam.
- Kita bisa lebih khusyu dan lebih menjaga keikhlasan kita.
Saat
kita diharuskan untuk membaca Al-Quran di rumah saja, maka tidak ada orang yang
melihat kita kecuali Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Biarkan bacaan
Al-quran
kita untuk Allah dan bukan untuk pujian manusia atau yang
lainnya.
Dan semoga dengan kuatnya niat kita untuk bisa membaca Al-Qur’an
dimasjid, kita masih bisa mendapat pahala keutamaan mengaji di rumah Allah,
walaupun kita tidak bisa melakukannya saat ini (karena taat kepada pemerintah
dan maslahat yang lebih besar)
- Kita tidak terburu-buru mengkhatamkan Al-Qur’an.
Dengan #dirumahaja dan sedikitnya kita berinteraksi dengan banyak orang, maka kita
tidak akan terburu-buru dengan ‘khatam berapa kali’, sampai lupa memperhatikan bacaan dan
arti Al-Qur’an itu sendiri.
Karena biasanya, masih banyak di antara kita yang terburu-buru dan
tergesa-gesa dalam menghantamkan Alquran supaya tidak kalah dari teman-temannya
yang sering bertanya: “sudah hatam berapa kali?”
Semoga
Allah Subhanahu Wa Ta'ala menjadikan kita Ahlul Quran, khususnya
dalam bulan Ramadan ini. Dan semoga Al-quran bisa menjadi syafaat bagi kita
di hari kiamat, sebagaimana sabda Nabi Muhammad ﷺ:
اقْرَءُوا
الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ
“Rajinlah membaca al-Quran, karena dia akan menjadi
syafaat bagi penghafalnya di hari kiamat.” (HR. Muslim 191)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar