Saya Ridho Ghifary. Seorang mahasiswa semester akhir
disebuah kota kecil di jawa timur, Jember. Saya bersyukur, dan saya
bangga menjadi bagian dari kampus hebat ini, STDI Imam Syafii.
Mungkin, foto diatas adalah salah satu event hebat 'terakhir' saya disini, sebagai mahasiswa.
Alhamdulillah,
saya selalu diberi kesempatan menjadi bagian dari event ini setiap
tahunnya. Tahun pertama, saya diberi kesempatan menjadi pembawa acara.
Tahun kedua, menjadi ketua acara. Tahun ketiga, menjadi pengawas (saat
itu saya menjadi presiden BEM) sekaligus bantu tim dekorasi. Dan tahun ini,
saya menjadi bagian dari tim dekorasi bersama 2 rekan lainnya.
FYI,
Acara STDI Awards adalah acara akhir tahun, ajang pembagian hadiah yang
diadakan oleh BEM Kampus setiap tahunnya. Salah satu acara yg paling
meriah bagi kami, mahasiswa. Nasihat dari para dosen, Berbagi hadiah,
canda tawa, pentas, dan berbagai sederet acara lainnya.
Kalau
boleh jujur, event ini bukan event yg terlalu besar sebenarnya. Masih
banyak sekali acara acara hebat diluar sana, yang sudah saya ikuti. Baik
sebagai peserta, ataupun panitia. Tapi, acara ini berbeda. Terlalu
banyak cerita didalamnya.
Saya
belajar banyak ttg organisasi dari sini, terutama dari BEM. Dengan izin
Allah kemudian bimbingan para asatidzah, senior, dan teman teman, saya
bisa menjadi seperti sekarang. Jauh lebih berkembang dari anak lulusan
MA biasa, beberapa tahun lalu. Dan dari BEM ini juga saya diberi banyak
sekali kesempatan belajar, berkembang, berkomunikasi, membangun relasi,
sampai memimpin. Dan saya sangat bersyukur atas semua kesempatan ini.
Dari
BEM, saya mulai mengerti banyak hal. Salah satunya, perhatian asatidzah
dan para dosen, terhadap para mahasiswanya. Saya selalu ingat, ketika
saya masih menjabat sebagai presma tahun lalu, Dr Muhammad Nuh Ihsan
selalu berpesan, kurang lebih" Ghifary. Tolong BEM buat acara
sebanyak-banyaknya. Yang bermanfaat. Sibukkan mereka dengan kegiatan
yang antum buat, sehingga mereka nggak sibuk dengan game dan
gadgetnya,"
Dan
teman-teman BEM pun mengerti hal itu. Saya sering bilang "Ayo bikin
acara. Apa aja. Ajukan dulu. Kita cari duitnya bareng. Klo ada masalah,
biar ane yang pasang badan," Karena itu memang tugas ketua. Bertanggung
jawab.
Kalau cerita
tentang STDI Awards, ini adalah salah satu bagian kecil dari BEM Kampus
kami. Tetapi, untuk merealisasikannya, saya melihat sendiri perjuangan
teman-teman mahasiswa yang begitu hebat, tiap tahunnya. Persiapan dari
beberapa bulan sebelum hari H, mengumpulkan uang, bekerja siang malam,
begadang sampai subuh, hanya demi acara ini. Acara persembahan dari
mahasiswa, untuk mahasiswa.
Tahun
ini, tahun terakhir bagi saya, (sbg mahasiswa, insyaAllah) dan saya
diberi kesempatan ikut andil membangun pangung istimewa ini, bertiga.
Peduli amat sama panasnya politik kemarin, yang penting panggung jadi
dulu. Panggung terakhir. Panggung mewah. Panggung kesan. Panggung
gembira.
Berminggu-minggu pulang larut malam, bahkan beberapa hari terakhir sampai tak sempat tidur malam.
Ada
satu hal yang menarik disni. Di Tahun terakhir. Jujur, kami belum
menemukan pengganti kami untuk membangun panggung ditahun berikutnya.
Kami sempat mengajak beberapa adik kelas; tapi kerja sehari, menyerah.
Mungkin tak kuat. Mungkin, walaupun saya tak tahu alasan pastinya.
Dan
memang saya akui, semakin tahun, semakin ada penurunan kinerja dan
minat mahasiswa kita terhadap organisasi. Atau setidaknya, begitu dimata
saya.
Sebenarnya saya
heran, Kenapa mahasiswa malas diajak organisasi? Padahal, organisasi itu
asyik, seru, dan banyak manfaat. Percaya gak percaya, skill kita disini
diasah, dipaksa berkembang. Dan itu sangat berguna diluar sana, dunia
kerja khususnya.
Ayolah
bro, dunia kampus gak cuma tentang kelas. Kalau cuma kelas, kuliah dan
taklim, dipondok aja. Disini kita mahasiswa, yg dituntut berkembang,
dilatih mental, dan berpikiran luas.
Di Organisasi, kita dilatih mendengarkan dan mengutarakan pendapat. Pendapat yang logis dan kuat yang menang.
Kalau kita berbuat kesalahan, kita ditegur dan dinasehati. Sehingga kita tau mana yg benar.
Dilatih menghargai dan apresiasi karya dan pendapat orang.
Kita juga dilatih berkomunikasi dan relasi, sehingga bisa bekerja sama tanpa menyinggung satu sama lain.
Kita
dilatih memanejemen waktu, uang, dan tenaga kerja (anggota). Dan itu
yang akan banyak kita temui di dunia kerja, saya sendiri saksinya.
Dapat
semua itu dari mana? Kelas? Kuliah? Nggak ada. Itu cuma ada di
Organisasi. Pengalaman yang berbicara. Dan itu gak pernah bohong.
Saya
punya banyak bukti teman teman yang tidak begitu hebat di akademik,
tapi kalau masalah kerjaan sulit ditandingi. Lah ente nggak malu, udah
akademik pas pasan, kerja juga gak genah?
Alasan apa lagi?
'Mau fokus belajar'. Okelah, monggo. Kalau beneran belajar. Nyatanya waktu buat gadget dan film lebih banyak.
'Kerjanya rapat doang, ngabisin waktu.'
Kalau
memang udah pernah diBEM sekarang, baru boleh komen deh. Dari tahun
lalu, kita rapat gak pernah lebih dari sejam tuh. Kalaupun lebih, gak
banyak. Sudah ada Efisiensi manajemen rapat.
'Malas
dimarahin', halo bos? Situ laki bukan? Masa dimarahin dikit mlempem.
Kita dulu waktu smp dipukulin, dihajar. Lah ini dimarahin dikit mleyot.
Malas.
Ayolah. Organisasi itu win-win solution.
Kampus untung, kita juga untung. Percaya deh, bermanfaat buat banyak orang itu nyenengin. Bahagia.
Dunia butuh kita, para pejuang. Pejuang beneran lo ya, bukan pejuang PUBG atau FF.
Pas
saya ngerjain dekor tahun lalu, saya sering ditanya "Kok mau sih
ndekor? Padahal kan tinggal nyuruh aja," atau "kenapa gak jadi bag.
acara aja? Kan enak."
Menurut saya, ketika kita berjuang mati-matian, dan hasilnya memuaskan, itu sesuatu. BANGET. Dan tidak tergantikan.
Bekerja
dibelakang layar itu unik. Kebanyakan orang tau siapa ketua acara,
siapa MC nya, dan sebagainya. Tapi yg bangun panggung? Siapa yg peduli?
Mungkin buat penonton begitu.
Tapi
bagi panitia, tim dekor juara. Tim yang hebat. Tim kreatif. Tim yang
unik. Tim dekor hanya butuh orang khusus. Pejuang tangguh.
Mungkin agak lebay si, tapi bodo amat dah
Pokoknya saya bangga jadi tim dekor.
Oke. Kembali ke masalah organisasi lagi.
Memang,
tidak semua organisasi itu cocok utk setiap org. Misalnya saya, saya
paling gak paham organisasi yg senengnya ngobrolin politik. Tapi itu
bukan berarti kita nyerah. Masih banyak kok organisasi lain yang cocok.
Cobain satu satu. Kalo perlu, bangun organisasi sendiri. Yang cocok,
yang ideal buatmu. Bukannya malah nyerah dan memilih malas malasan
dikamar.
Intinya, kami
butuh kaderisasi. Kami butuh antum. Para mahasiswa, para penuntut ilmu.
Antum yg paling mengerti hadits "khoirukum anfauhum linnas".
Bangkit
dari tidurmu. Jadilah mahasiswa aktif. Mahasiswa yang berguna untuk
banyak orang. Jangan sia siakan waktu yg ada. Belajar tidak cuma diruang
kuliah, belajar juga tentang realita hidup. Banyakin pengalaman. Malu
dong, ntar jadi mbah yang gak punya cerita buat anak cucu nanti.
Percaya
deh, dunia luar itu keras. Bakal banyaak sekali orang yang gak bisa
kamu pahami: "Kok ada sih orang kaya gitu?", "Kok bisaaa orang seb*go
itu hidup sampai sekarang?", "kaya gtu aja ngambek sih?" Atau "kok adaa
orang mikir kaya gt?"
Dan sekaranglah saatnya belajar.
Sekarang, kalau salah ditegur. Tapi nanti, sekali salah pekerjaanmu bisa hilang. Anak istri kelaparan. Lalu mau salahkan siapa?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar