Islamic Creativity Fair (PAMERAN KREATIFITAS SANTRI)



ISLAMIC CREATIVITY FAIR 2014

-PAMERAN KREATIFITAS SANTRI ISLAMIC CENTRE YOGYAKARTA-

“Dimana ada kemauan,pasti ada jalan
                                 Terus melangkah,pantang menyerah
Terus bersama,keberhasilan didepan sana
                               Jagalah persatuan,dan jangan berselisih,kawan

          ’”Kita coba aja bikin pameran kecil kecilan. Yaa…tentang ekskul kita. Kan disitu kita bisa jualan. Misalnya yang parkur jualan baju, sepatu, stiker. Yang seni jualan stiker sama desain baju. Yang satunk kan bisa jualan celana The North Face atau apa lah. Kan selain jualan,kita juga bisa nunjukin ke pondok apa yang kita punya..”

            Itulah ide pertama Islamic Creativity Fair  (ICF) yang jadi bahan obrolan Beberapa santri kelas tiga aliyah, ba’da maghrib di masjid ICBB lantai dua. Yaa, terdengar tidak rumit, sederhana. Dan kalau memang bisa direalisasikan, kan lumayan. Selain bisa  meraup untung, setidaknya kami juga bisa “dilirik” oleh ma’had. Yang menurut kami, mereka kurang memperhatikan ekskul yang ada. Toh kami juga tau, para santri membutuhkan hal-hal yang baru, di sela-sela kegiatan mereka yang itu-itu saja, selalu terulang setiap harinya.

             Diluar dugaan, saat kami sosialisasikan kepada teman-teman seangkatan. Respon mereka positif. Bahkan banyak dari mereka yang mengajukan berbagai macam ide, yang menurut kami itu adalah ide ide “gila”. Tapi bagi kami, itu adalah sebuah motivasi dan dorongan. Kami sepakat membuat acara ini sukses. Kalau perlu kami buat semeriah book fair dan Islamic Fair, yang penuh dengan sponsor dan juga pengunjung. Tidak hanya ekskul yang akan kami tunjukan, kami juga akan mendatangkan produk-produk ternama. Mendatangkan bintang tamu. Meraih upah dan nama. Tapi namanya juga rencana, kami belum tau betapa banyaknya halangan dan rintangan menuju kesuksesan. Ditambah lagi, kami hanyalah santri kelas tiga, yang harus belajar UN, menghadapi banyak ujian dan try out, serta kegiatan kegiatan lainnya.


 ISLAMIC CREATIVITY FAIR
                Islamic Creativity Fair. Itulah nama acara yang akan kami adakan. Karena menurut kami, kreatifitas bukan hanya dalam bentuk karya seni, tapi kreatifitas merupakan  kebebasan seseorang untuk melakukan hal-hal yang positif. Bisa dalam bentuk olah raga, hobi, dan lain-lain.


Kendala dan Masalah yang Merintangi
                Langkah pertama dan yang paling utama. Mendapat “izin”. Walaupun asatidzah menganggap ini adalah hal postif, tetapi mereka tidak serta merta menyetujuinya dengan berbagai pertimbangan, karena kita masih kelas tiga, masalah tentang para tamu yang datang, sampai masalah waktu dan dana. Alhamdulillah, akhirnya kami dapat izin, walaupun acaranya harus diundur. Yang pada awalnya pameran akan diadakan bulan februari(2 bulan sebelum UN), diundur hingga bulan Juni. Bukan masalah, yang penting ma’had sudah meng-iyakan. Yang berarti, kami bisa mulai bergerak  menjalankan rencananya.

            Mulailah kita membentuk panitia. Membagi tugas : dari membuat proposal, mencari sponsor serta barang barang yang bisa kami jual, merancang dekorasi, hingga susunan acara. Setelah kami coba, ternyata tidak semudah yang kami pikirkan, terutama masalah ; sponsor, barang dana. Kami telah mendatangi berbagai toko dan perusahaan, dari yang besar seperti : air mineral, eiger, toko merah, hingga toko-toko kecil yang ada di kota Jogja. Tapi apa jawaban mereka setelah kami mengajukan proposal?

“oh yaudah dek....nanti kita rundingkan dulu, dan nanti  kalau sudah diputuskan, akan kami konfirmasi..” tapi apa?setelah kita tunggu tidak ada kabar. Nihil. PHP.
“wah dek, saya nggak berani ngasih kepastian, tunggu bapak saja nanti malam..
Dan banyak jawaban lainnya. Ah sudahlah. Memang kata katanya berbeda, tapi maksudnya sama : proposal ditolak.

Kemudahan dari Allah


               Hingga beberapa hari sebelum acara diadakan, kami belum dapat apa-apa. Jangankan dana, barang yang akan dijual saja gak dapat. Kita hampir putus asa. Akhirnya, malam itu kami kumpul lagi. Membicarakan apakah ICF akan benar-benar diadakan atau tidak. Banyak yang pesimis, lebih baik dilupakan saja katanya. Tapi banyak juga yang mau melanjutkan. Yasudahlah, ICF tetap akan diadakan, tapi sederhana saja. Dana pinjam-pinjam dulu. Barang-barang kami ambil dari beberapa kenalan saja. Tidak lebih. Kecuali Satunk, mereka dapat barang dari Cartenz, yang kami pikir tidak akan banyak membantu.

                Kami mulai bekerja. Membersihkan lokasi, mengambil bambu bambu dibelakang ma’had, dan  membungkusnya dengan Koran, untuk stand-stand dan beberapa keperluan dekorasi. Qodarullah, Allah akan membantu hamba-hambanya yang kesulitan. Tiba tiba kami diberi dana yang cukup banyak  oleh salah seorang muhsinin -jazaahumullahukhoiron-, sehingga kami dapat melunasi hutang-hutang yang ada, serta membeli beberapa keperluan untuk acara. Ditambah lagi, ketika kami mengambil barang-barang dari kenalan kenalan kami, hasilnya cukup mengejutkan. Barang-barang yang dititipkan kepada kami sangat banyak dengan keuntungan yang lumayan. Bahkan toko Cartenz (toko adventure-pent.) menitipkan barang-barangnya hingga totalnya 30 juta lebih. Dengan begini, kita dapat membuat acara yang cukup meriah. Teman teman juga semangat. Bekerja siang malam, begadang, pagi kerja lagi, deadline.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar